Friday, August 24, 2012

Exposure

Exposure bisa diartikan banyaknya sinar yang diterima oleh Sensor (Digital) / Film (Analog). Tujuannya adalah untuk mendapatkan pencahayaan yang tepat dalam foto yang dihasilkan.

Apa yang terjadi jika pencahayaan tidak tepat? Hanya ada 2 kemungkinan:

  • Under Exposure (Kekurangan cahaya yang ditangkap kamera) yang menghasil sebuah foto yang cenderung lebih gelap
  • Over Exposure (Kelebihan cahaya yang ditangkap kamera) yang menghasilan sebuah foto yang cenderung lebih terang

Di era fotografi Digital yang berkembang sekarang ini sudah disediakan panel LCD Metering pada kamera itu sendiri.

METERING? Nah lho apalagi???

METERING adalah system yang berfungsi otomatis menghitung EXPOSURE itu tadi dan menampilkannya di panel LCD kamera digital kita. Untuk METERING sendiri setidaknya mempunyai beberapa jenis perhitungan/penerapan dan butuh pembahasan tersendiri (Metering Kamera & Exposure).

LCD Panel Metering Canon EOS 350D & EOS 400D
Inilah panel LCD untuk metering pada mode (M)anual, contoh gambar bag atas diambil dari LCD EOS 350D dan bagian bawah dimabil dari EOS 400D.

Gambar atas: angka 4000 menunjukan shutter speed yang berarti 1/4000s, 5.6 menunjukan Aperture f/5.6

Gambar bawah: 1/800 = shutter speed, F25 = aperture, ISO = 100

Masing-masing merek dan tipe mempunyai penandaan dan simbol yang berbeda-beda.

Yang bisa kita tarik kesamaannya bahkan untuk merek berbeda sekalipun adalah bagian gambar yang di tandai Merah yaitu Exposure Value (EV).



Dari indikator tersebut kita bisa tarik kesimpulan jika menunjukan angka 0 (Nol) di tengah itulah yang dimaksud exposure yang tepat sesuai perhitungan kamera, dan akan menjadi Under Exposure jika menunjukan arah sebelah kiri (Minus, -1= 1Stop Under Exposure, -2= 2Stop Under Exposure) demikian pula jika sebaliknya sebelah kanan (+, Over Exposure).

Perbandingan EV


Balik lagi ke pembahasan, Exposure itu mempunyai 3 parameter yang mempengaruhinya:
  1. ShutterSpeed(s), adalah ukuran durasi Sensor kamera menangkap cahaya dalam satuan detik. Berikut urutan dari mulai paling lambat hingga paling cepat : n(second)…. 4s, 2s, 1s, 1/2s, 1/4s, 1/8s, 1/15s, 1/30s, 1/60s, 1/125s, 1/250s, 1/500s, 1/1000s …. 1/n(second)
  2. Aperture(f) atau Diafragma, adalah ukuran seberapa lebar lensa terbuka pada saat Sensor Kamera menangkap cahaya dalam satuanatau notasi f/n… Berikut urutannya dari mulai terlebar hingga tersempit: f/1, f/1.4, f/2, f/2.8, f/4, f/5.6, f/8, f/11, f/16 … f/(n)
  3. ISO-Speed, adalah tingkat sensitif itas sensor kamera menangkap cahaya, pada jaman Analog (Film Negatif dinamai ASA). Berikut Notasi nya dari mulai terendah hingga tertinggi: 50, 100, 200, 400, 800, 1600 … n tergantung kemampuan kamera
Dari ke 3 parameter diatas masing-masing setiap perpindahan antar notasinya populer denngan istilah (STOP). Contoh implementasinya untuk Shutter 1/60s = 1Stop lebih lambat dari 1/125s atau 1/60s = 2Stop lebih cepat dari 1/15s. Untuk Aperture f/4 = 2Stop lebih lebar dari f/8 atau f/4 = 1Stop lebih sempit dari f/2.8. Demikian pula dengan ISO 100 = 1Stop lebih rendah dari 200 dst.

Pada prakteknya di kamera digital perpindahan antar 1Stop pada (Shutter/Aperture) masih di bagi lagi dengan 1/2Stop atau 1/3 Stop tergantung setting kamera. Umumnya default-set pabrikan 1/3Stop. Contoh: dari 1/30s ke 1/60s (1Stop) dalam kamera yang di set pepindahannya 1/3Stop masih harus melewati angka 1/40s dan 1/50s. Begitu juga dengan Aperture dari f/4 ke f/5.6 masih harus melewati angka f/4.5 dan f/5.0. Sekali lagi saya tegaskan 1/2 dan 1/3 Stop ini tidak berlaku pada pengaturan ISO Speed (Setidaknya sampai saat ini yang saya tau dari beberapa D-SLR cmiiw)

Kenali Masing-masing Karakter Dari Ke 3 Parameter diatas:

  1. ShutterSpeed(s), semakin cepat Durasi semakin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk sebuah pemotretan. Konsekwensinya semakin cepat maka semakin mampu menangkap/membekukan/Freeze subyek dari foto. Contoh pada saat memotret benda bergerak seperti mobil yang sedang berjalan dibutuhkan Shutter yang cepat untuk menghasilkan foto mobil yang jelas seperti diam, sebaliknya jika digunakan shutter lambat maka foto mobil tsb akan cenderung kabur/ motion blur. Biasanya untuk memotret manusia dalam kondisi diam di suatu tempat (bisa saja hanya bergerak mata/menoleh) dibutuhkan shutter speed 1/60s dengan catatan posisi kamera stabil tidak bergoyang sesaat setelah kamera di jepretkan sampai 1/60s berikutnya.
  2. Aperture(f),  semakin lebar Aperture yang digunakan semakin banyak cahaya yang masuk ke Sensor kamera. Konsekwensi semakin lebar Aperture maka semakin sempit pula area bidang kedalaman foto atau istilahnya Shallow (Depth Of Field) / Bokeh / Blur background, dari subyek yang kita foto. Praktisnya jika ingin memotret seseorang/sekelompok kecil subyek dan berharap area background yang blur maka gunakanlah Aperture Lebar (f/bernilai kecil) umumnya f/2.8 sudah cukup menghasilkan paduan subyek yang focus dan background yang blur. Jika ingin memotret sekelompok banyak orang (Foto rame-rame) dan berharap setiap orang yang di foto sama focus nya satu sama lain maka gunakan aperture sempit (f/bernilai besar) umumnya f/8 sudah cukup menghasilkan focus yang merata.
  3. ISO-Speed, semakin tinggi ISO Speed yang digunakan semakin sensitif Sensor Kamera. Konsekwensinya semakin tinggi ISO yang digunakan makan semakin tinggi pula Noise dari foto yang dihasilkan (menghasilkan gambar yang kurang bersih). umumnya untuk camera digital ISO 50-200 masih dikategorikan aman dari distorsi atau bahkan untuk beberapa tipe sebut saja Canon EOS 350D yang pernah saya pakai masih lumayan aman di ISO 400. Jika bukan karena alasan artistik tententu dari sebuah foto, sebaiknya gunakan ISO terendah (100-200) untuk mengamankan hasil jepretan dari Noise.
Segitiga Exposure


Saatnya menggabungkan 3 parameter tadi dalam sebuah komposisi EXPOSURE yang disesuaikan dengan tujuan/output sebuah foto yang dipengaruhi oleh kondisi Cahaya pada saat pemotretan.

Contoh Kasus pada suatu pemotretan di hasilkan sebuah Exposure berdasarkan parameter
1/125s, f/4, ISO 100
Maka Exposure tersebut bisa pula dihasilkan berdasarkan parameter:
<=> 1/60s, f/5.6, ISO 100
<=> 1/30s, f/8, ISO 100
Ketiga-nya akan menghasilkan exposure yang sama, hanya saja akan berbeda karakter gambar baik dari sisi kecepatan menangkap subyek foto maupun Depth Of Field. Silahkan di coba pada Kamera Digital anda pada Mode (M)anual.

Itulah pintar-pintar nya kita sebagai tukang foto mengatur strategi memaksimalkan alat dan kondisi cahaya yang ada. Akan lain hal nya jika kita memotret Outdoor saat cuaca cerah, sinar matahari berlimpah, atau dilokasi shooting sinetron yang menggunakan lampu-lampu ribuan Watt.

Sebagai penolong bagi seorang tukang foto yang harus selalu siap dalam segala macam sikon mungkin penggunaan SpeedLight/Speedlite. Perhatikan saja wartawan foto yang seolah-olah wajib membawa Flash sebagai senjata liputan cepat dan siap dalam segala kondisi. Penggunaan Flash sendiri punya bahasan dan karakterisktik tersendiri dari mulai SpeedLite yang biasa nempel diatas HotShoe kamera sampai dengan Lampu-lampu Studio.. (Flash - Fotografi)


No comments:

3. USB Modem Smartfren EC176-2 - OpenWrt 14.07 di Huawei HG553

Setelah sukses Install OpenWrt Standar sebagai HotSpot, lanjut install Usb Modem Smartfren EC176-2 secara Off-Line. Berikut langkah-langkah...