Friday, August 24, 2012

Cross Lighting

Matahari yang cerah merupakan sumber cahaya yang berlimpah dan menyenangkan digunakan sebagai sumber cahaya gratisan. Akan tetapi kondisi tersebut tidak selalu sesuai dengan harapan. Apalagi jika posisinya dibelakang subyek yang akan kita foto.


Pada saat pemotretan Metering kamera menunjukan f/16, 1/250s, ISO 200 pada EV 0. Shutter sengaja di set 1/250 (x-Sync-Speed untuk Canon EOS 40D) untuk menghindari cahaya matahari yang ter-expose terlalu lama oleh sensor kamera.

Low Angel Shooting

Low Angle (mengambil sudut pandang dari bawah) untuk mendramatisir sebuah "Actions", pengen kayak di pelem-pelem gitu deh...


Ide muncul begitu ajah saat nongkrong rame-rame sepulang kantor (waktu itu gw masih kerja sihhhhh). Kebetulan sebelumnya iseng ajah bawa kamera dari kost-an. Sebetulnya ini experimen ke dua kalinya (yang pertama nyaris ngak ada lagi dokumentasi yang tersisa by accident, hardisk jebol).

Behind The Preeettt


Dokumentasi Lighting-nya ada dapat dari blog yang lama, tapi hasil fotonya ngak tahu dimana rimbanya. Inilah untungnya punya blog itung-itung backup ^_^.

Esia MAX-D AirFlash AHA007

Harga yang sangat murah untuk sebuah modem berkualitas cukup baik (Rp 99ribu). Bundling dari Esia Max-D, Tetapi tunggu dulu sebaiknya teliti sebelum membeli apalagi menyangkut sebuah layanan yang diharapkan bisa dipakai sehari-hari dalam jangka waktu yang relatif lama.

Pertama kali Aktivasi paket ini cukup mudah hanya standar registrasi ke 4444 dan registrasi paket bonus internet ke Esia.

Paket Modem AH007

Dalam paket penjualannya Esia memberikan sebuah Modem salah satunya Air Flash - AH007, modem yang cassingnya cukup kokoh simple dan berwarna putih kinclong. Juga Bonus Quota 50MB internet / masa aktif 30hari. Sabar jangan senang dulu karena 50MB itu sedikit untuk pemakaian internet di PC. Ini Quota lho bukan FUP (Fair Usage Policy) yang mayoritas diterapkan pada paket Internet yang di jual operator GSM.

Acer Aspire One 756 (Review Sederhana)

3 minggu-an mengunakan Acer Aspire One 756 877C. Pertama kali sesuai buku petunjuk penggunaan baterai harus dilakukan pengisian penuh dalam kondisi Netbook dimatikan kemudian digunakan tanpa Adaptor sampai muncul warning dari Windows yang menyatakan kalau baterai sudah hampir habis (10%). Hal tersebut diulang selama 3 kali berturut-turut supaya baterai bisa terisi full.

Desain

Simple dan elegan terutama yang saya beli berwarna silver terlihat kalem. Layar 11.6" CineCrystal LED dirasa sudah cukup memadai untuk pekerjaan office harian. Kualitas Layar LED nya pun terbilang lumayan, enak dipandang dan mampu mengakomodasi beberapa sudut pandang pemakaian yang wajar.

Acer Aspire One 756

Ukuran & Berat

Ukuran keseluruhan yang bisa dikatakan sangat mobile dengan ketebalan 1"=2.5cm dan berat hanya 1.3kg. Setidaknya tujuan saya beralih dari Notebook 14" dengan berat 2.2kg tercapai sesuai harapan.

Membuat Windows 7 Sebagai WIFI Access Point

Setelah baca-baci sana-sini cari2 di google gmana caranya berbagi Internet di Win7 via WiFi inilah kesimpulannya:

dari sisi Win7 yg akan dijadikan Access Point:
1. pastikan  Driver WiFi sudah terisntall cek di Control Panel  -> View Network Status & Tasks -> Change Adapter Settings ->
Windows 7 as WIFI Access Point















Simple Product Photography

Pertama kalinya mencoba memotret sebuah produk. Beberapa tahun lalu saat melihat mobil-mobilan keponakan terfikir untuk mencobanya dengan peralatan seadanya.

Saat itu baru punya Foldable SoftBox 40cm x 40cm khusus untuk SpeedLite, Wireless Flash Trigger PT-04, dan Flash Vivitar 285HV (Manual-Flash).


SoftBox termasuk Flash-Modifier yang berfungsi mengubah cahaya Flash lebih halus dibandingkan Direct-Flash, bahkan idealnya lebih halus dibandingkan dengan Umbrella-Bounce-Flash. Yang pasti SoftBox juga memotong Kekuatan Flash beberapa Stop.

DIY Studio Shoot (Strobist Version)

Eksperimen menggunakan lebih dari satu Flash/Strobe dengan berbagai macam aksesoris merupakan kreatifitas tersendiri. Tidak semua peralatan harus kita beli. Kadang kita bisa memanfaatkan benda-benda disekitar kita.


Kali ini saya ingin menirukan Studio-Shoot ala Strobist dengan background tertentu, penempatan 2 flash berikut modifier payung, gel dll.

Umbrella Bounce Flash

Bounce Flash dalam pembahasan sebelumnya adalah memantulkan Cahaya Flash ke media sekitar kita, umumnya Tembok/Langit-Langit.

Hal tersebut memiliki beberapa keterbatasan dan sangat tergantung pada lokasi dan warna tembok/langit-langit yang mungkin tidak cocok sebagai media pemantul.

Black/White Umbrella Bounce Flash

Umbrella/Payung dalam dunia fotografi sangat mungkin dijadikan alternatif sebagai media pemantul cahaya yang baik, mudah digunakan, dan tentu saja mudah ditempatkan sesuai keinginan kita.

Lensa Canon EF 17-40mm f/4 USM L

Canon EF 17-40mm f / 4 USM L adalah salah satu lensa yang paling populer untuk kelas L dengan harga yang relatif terjangkau. Dapat berfungsi sebagai lensa "27-64mm" zoom standar pada APS-C DSLR dan lensa zoom ultra-wide pada DSLR Full Frame

Kualitas yang sangat tinggi tetapi dengan harga yang cukup ringan di kelas L(uxuries). Lensa zoom ultra wide. Lensa Canon EF 17-40mm f/4.0 L USM adalah salah satu lensa terbaik yang dijual oleh Canon


Kualitas lensa ini sangat tinggi seperti yang kita harapkan dari lensa L Canon. Kontrol yang halus dan presisi, hampir sempurna. Lensa ini juga dirancang untuk bekerja dalam kondisi cuaca yang sulit, tahan debu dan kelembaban. Bodynya kokoh sangat mangstabbb di pegang apalagi jika dipasangan dengan body DSLR EOS 1 or 2 Digit (40D..xxD, 1D..xD).

Lensa Canon EF 70-210 f/3,5-4,5 USM

Saya membeli EF 70-210 f/3,5-4,5 USM pada tahun 2010 (lensa 2nd yang didapatkan di sebuah forum fotografi indonesia) sebagai lensa tele pertama yang saya miliki. Setelah dihadapkan pada pilhan yang sulit dengan budget terbatas.

Canon EF 70-210 f/3.5-4.5 USM

Yang pertama kali terfikir saat melihat penawaran 1.5juta adalah harga sebuah lensa tele baru kelas bawah. Tapi ini lensa kelas menengah sekilas dilihat dari teknologi yang digunakan. Browsing cari-cari informasi dan faktanya lensa ini kelahiran tahun 1990 (USD350 harga saat itu) dan sudah discontinued…

Dengan modal nekat membelinya sekaligus penasaran akan seperti apa sih lensa kelas menengah setelah sekian tahun digunakan.

Lensa Canon 40mm f/2.8 STM

Canon EF 40mm f/2.8 STM adalah lensa Pancake ultra-slim dan ringan diantara Canon EF / EF-S. Meski ukurannya sangat kompak, 40mm f/2.8 minimal menjanjikan kualitas gambar yang tinggi dengan baik sudut-ke-sudut ketajaman dan penampilan warna yang akurat (setelah mengamati beberapa test di internet).

Canon EF 40 f/2.8 STM

EF 40mm STM mungkin pemecah rekor lensa ter-ringan canon EF yang sebelumnya di pegang Canon EF 50mm f/1.8 II.

Tetapi dengan ukuran lensa ini bukan alasan untuk tidak menganggapnya serius. Harganya pun (1.8juta-an) tidak lebih murah dari lensa EF 50mm f/1.8 II (dibawah 1juta). Tentu saja harga tersebut diimbangi kualitas fisik yang lebih baik salah satunya dengan menggunakan Mounting-Logam. Sedangkan lensa EF 50mm f/1.8 II menggunakan Mounting-Plastik.

Lensa Canon EF 50mm f/1.8 II

Canon EF 50mm f/1.8 II adalah lensa yang termurah di jajaran lensa Canon (Rp 900rb-an). Jika di aplikasikan dalam DSLR APS-C(non Full Frame) lebar pandangan menjadi lensa 80mm. Biasanya dipergunakan sebagai lensa potret . Disamping itu memiliki kemampuan untuk keperluan pemotretan dalam kondisi cahaya rendah.

Canon EF 50 f/1.8 II

Lensa ini menggunakan micro-motor konvensional tidak seperti lensa-lensa Canon kelas menengah keatas yang sudah menggunakan Ultra Sonic Motor(USM). Kecepatan Auto-Focus (AF) masih terasa cukup cepat walaupun tidak secepat USM dan yang pasti tidak sesenyap USM (lumayan berisik).

Lensa Canon EF 85mm f/1.8 USM

Canon EF 85mm f/1.8 USM adalah salah satu lensa klasik Canon untuk Portrait. Lensa ini termasuk dalam jajaran lensa Canon sejak tahun 1992 (era-nya SLR Film) dan masih digunakan/diproduksi pada jaman SLR digital sekarang ini. Jika di aplikasikan dalam D-SLR APS-C (Ukuran Sensor D-SLR) lebar pandangan menjadi lensa 136mm. Masih relevan dipergunakan sebagai lensa Portrait.

Canon EF 85 f/1.8 USM
Body lensa ini terbuat dari plastik kualitas tinggi dikombinasikan dengan mounting logam. Gelang fokus berbahan karet yang lebar dan beroperasi cukup halus. Panjang  fisik lensa tetap konstan tidak terpengaruhi oleh gerakan pengaturan fokus.

Lensa ini terlihat cukup kompak dengan berat 425gr dan berdimensi 75x71.5mm. Jarak fokus minimal 0.85m dan ukuran filter 58mm.

Di Atas Roxy-Mas

Experimen meng-expose panorama langit pada waktu sore menjelang malam “Sun-Set” sebagai background dari Portrait Photography.

Semua teknik yang digunakan merupakan praktek dari pembahasan-pembahasan sebelumnya mengenai Exposure Metering Kamera, dan Manual Flash.

The Megapolutan Man

"Pada Foto diatas subyek/model sedang duduk di atas mesin-outdoor AC yang sekilas mirip dengan gedung-gedung bertingkat yang ada dibelakangnya"

Arah Pencahayaan Flash

Direct Flash

Direct Flash adalah sumber Pencahayaan Flash yang paling umum dan mudah. Flash diarahkan langsung ke subyek tanpa embel-embel apapun.

Kekuatan cahaya yang dipancarkan Direct-Flash adalah kekuatan murni sebauh Flash tanpa terpotong apapun. Rumus Manual Flash berlaku disini. Jika menggunakan mode TTL Flash idealnya FEC 0.

Direct Flash

Karakter cahaya yang dihasilkan cenderung Keras/Kasar. Hati-hati menggunakan Direct-Flash jika subyek terlalu dekat dengan background seperti tembok karena cenderung meninggalkan bayangan/shadow yang pekat.

TTL (Through The Lens) Flash

Penggunaan TTL (Trough The Lense) umumnya berlaku pada SpeedLite. Pengukuran jumlah cahaya yang dibutuhkan saat pemotretan di ukur oleh system Metering kamera. Flash akan menyesuaikan Aperture, ISO, Focal Length Lensa yang digunakan saat memotret dan kemudian menghitung kekuatan Cahaya yang akan di semburkan. Sangat praktis sekali bukan?

TTL sendiri merupakan teknologi yang terus berkembang dan disempurnakan oleh pabrikan kamera dari awal diperkenalkan pada era 80an s/d sekarang. Anda tidak perlu bingung dengan penamaan masing-masing sistem yang diusung pabrikan. Canon menyebutnya E-TTL II sebagai sistem terbarunya, Nikon dengan i-TTL nya, Sony dengan ADI sistemnya, demikian pula pabrikan lainnya.

Dalam penerapannya Flash TTL dilengkapi dengan parameter FEC (Flash Exposure Compensation) yang berguna untuk menambah/mengurangi kekuatan cahaya yang di keluarkan Flash. FEC menggunakan Notasi -/+ n..Stop. Mirip dengan EV (Exposure Value) yang digunakan pada metering kamera (link to Exposure)

Manual Flash

Penggunaan Flash berhubungan erat dengan 3 parameter Exposure yaitu Shutter-Speed, ISO, dan Aperture.

1. Flash & Shutter-Speed

Flash bekerja dengan durasi singkat. Cahaya Flash secara penuh bisa ditangkap sebuah kamera pada ShutterSpped 1/60s s/d Maximum-Sync-Speed-Camera (x-Sync). x-Sync-Speed bisa dilihat di buku manual masing-masing kamera. Contoh: untuk D-SLR Canon EOS EOS 300-600D adalah 1/200s, untuk level yang lebih tinggi EOS 10D-60D adalah 1/250x, dan untuk seri lain mungkin lebih cepat lagi.

Jika Shutter-Speed yang digunakan lebih lambat dari 1/60s, cahaya Flash masih bisa ditangkap kamera tetapi sudah tercampur cahaya Ambient (lingkungan sekitar). Semakin lambat akan semakin besar cahaya Ambient yang tertangkap kamera dibandingkan cahaya Flash.

Sebaliknya jika terlalu cepat dari x-Sync, gamabar akan terlihat gelap sebagian hingga gelap sama sekali alias tidak mampu menangkap cahaya Flash.

Berdasarkan fakta itulah penggunaan flash di studio foto umumnya menggunakan Shutter-Speed aman 1/125s dengan pertimbangan mampu menangkap cahaya Flash dan masih cukup cepat untuk menangkap pergerakan subyek manusia. Kecuali untuk keperluan Khusus.

Off-Camera Flash

Off-Camera Flash, Flash ditempatkan diluar Hot Shoe Kamera biasanya di hubungkan dengan Kamera melalui Kabel atau Wireless Transmiter (Optic/Radio) sebagai pemicunya. Gambar dibawah ini merupakan ilustrasi dari Off-Camera Flash:

Off-Camera Flash

Penerapan Off-Camera lebih bervariasai dibandingkan On-Camera mengingat peralatan tambahan yang cukup beragam dan jenis Flash yang berbeda-beda. Semuanya dapat di kombinasikan baik melalui Kabel maupun Wireless. Fungsi Wirelless/Kable adalah memperpanjang jarak antara kamera dan Flash (kebalikan dari On-Camera Flash)

Keuntungan dari Off-Camera Flash adalah pada pengaturan posisi Flash yang bervariasai tergantung skema pencahayaan yang diinginkan. Penerapan yang paling umum adalah di Studio Foto. 




On-Camera Flash/Hot Shoe

On-Camera Flash/HotShoe, adalah penempatan flash di atas bodi kamera melalui sebuah soket yang disebut HotShoe. Flash yang digunakan berjenis SpeedLite. SpeedLite bekerja karena dipicu oleh Tombol Shutter Kamera yang tersambung melalui pin-pin yang ada di HotShoe dan kaki SpeedLite.

On-Camera Flash/HotShoe

Inilah yang secara umum dikenal orang tentang Flash. Karena praktis dibawa-bawa sehingga orang akan sering melihat dalam keseharian. Bagi Wartawan Foto mungkin inilah peralatan wajib minimal yang harus dibawa dalam meliput berita. Untuk liputan foto perkawinan pun banyak digunakan.

Selain mudah dibawa, On-Camera Flash relatif siap dan cepat digunakan dalam segala kondisi pemotretan. Dengan konstruksi SpeedLite seperti diatas memungkinkan untuk tilt-swivel (di-miringkan & di-putar arahnya) memudahkan untuk Bounce Flash.



Strobe Light

Perbedaan yang paling mudah antara Strobe dengan SpeedLite adalah ukuran fisik dan sumber tenaga yang digunakan.

Jika SpeedLite menggunakan tenaga Baterai, Strobe menggunakan tenaga Listrik dari stop kontak AC.

Walaupun pada perkembangannya sudah banyak ditemukan Mobile Strobe (menggunakan tenaga baterai khusus yang bisa di isi ulang / generator AC yang ditenagai baterai).


Kekuatan Strobe biasanya dalam satuan Watt mulai dari 100Watt-1000Watt lebih, walaupun tentu saja jika kita baca di spesifikasi nya terdapat satuan Guide Number (GN) seperti yang biasa di tonjolkan dalam spesifikasi SpeedLite.

Diluar ukuran fisik dan mobilitas, Strobe mempunyai kelebihan dalam hal kekuatan Cahaya yang dipancarkan dan penggunaan Modifier seperti SoftBox, Payung tanpa perlu menggunakan alat tambahan.


Sekarang ini ada trend baru yang disebut Strobist, yaitu penggunaan SpeedLite dengan Modifier yang umumnya digunakan Strobe, tentu saja dengan alat konversi tambahan.



SpeedLight/SpeedLite

SpeedLight adalah nama yang digunakan oleh Nikon Corporation untuk unit flash mereka, sedangkan Canon dan Ricoh menggunakan nama SpeedLite, sebagian menyebutnya Flash Gun.

On-Camera Flash

Bentuk fisik yang relatif mudah digenggam, mudah dibawa, bahkan lebih banyak di tempelkan di atas bodi kamera (soket HotShoe). Istilah lainnya adalah On-Camera Flash. Itulah yang menempatkannya sebagai Flash yang paling banyak digunakan secara umum dari mulai fotografer pemula s/d professional.

Flash - Fotografi

Fotografi adalah membuat gambar dengan cahaya. Selain sumber Cahaya lingkungan sekitar (alami/buatan) yang bersifat konstan, dalam fotografi dikenal dengan sumber cahaya yang bersifat sementara (dalam durasi terbatas), yaitu Flash.

Cahaya yang dipancarkan Flash mempunyai Color Temperatur antara 5000K-6000K, senada dengan Cahaya Matahari di siang hari yang cerah. Lihat pembahasan sebelumnya mengenai Wihite Balance.

Pembahasan Flash dalam fotografi sangat luas dan bervariasi. On Camera, Off Camera, Automatic TTL, Manual, Direct Flash, Bounce Flash, Multiple Flash, Fill Flash, Studio Flash, High Speed Flash dan banyak lagi.

Flash bekerja sangat cepat dengan durasi singkat . Flash mengeluarkan cahaya sesaat setelah Tombol Shutter ditekan (kamera di jepretkan). Flash juga mempunyai keterbatasan baik dari kekuatan pancaran cahaya maupun kecepatan minimum/maksimum yang dapat digunakan untuk sinkronisasi dengan Shutter Speed. Tetapi Flash juga memungkinkan kita mengontrol intensitas, arah, keras atau lembut cahaya dan lain-lain.

Ukuran Sensor Pada Kamera Digital-SLR

Perkembangan kamera digital begitu pesat apalagi setelah tahun 2000an baik untuk kelas Pocket/SLR.

Pada era Analog (Film Seluloid) paling banyak menggunakan media Film berukuran 35mm atau dikenal dengan istilah Full Frame.

Perbandingan Ukuran Sensor D-SLR

1. Dalam fotografi digital SLR, Full Frame diterapkan dalam ukuran sensor berukuran 36mm x 24mm (Canon EOS 5D, 1Ds. Nikon D700, D800, D3, D3S, D3X. Sony A900, A850). Tentu saja jajaran kamera diatas mempunyai rentang harga yang paling mahal (20juta keatas untuk Body Only).

White Balance

White balance (WB) adalah proses menghilangkan warna yang tidak realistis, sehingga benda yang kasat mata berwarna putih akan terlihat putih juga dalam foto yang di hasilkan.

White Balance merupakan proses menyesuaikan "Color Temperature" dari sumber cahaya yang mengacu pada cahaya putih. Color Temperature mempunyai ukuran dalam skala (K)elvin.



Focal Length & Aperture Lensa

Focal Length lensa menggunakan satuan milimeter (mm). Ini bukan ukuran fisik sebenarnya dari sebuah lensa, tetapi perhitungan jarak optik dari titik di mana sinar cahaya berkumpul untuk membentuk gambar dari sebuah objek ke sensor digital atau film.

Focal Length menyajikan sudut pandang-berapa yang akan ditangkap kamera serta pembesaran objek yang kita foto.
  • Semakin panjang Focal Length, semakin sempit sudut pandang dan semakin tinggi pembesaran. 
  • Semakin pendek Focal Length, semakin lebar sudut pandang dan perbesaran rendah.

Ilustrasi Focal-Length Lensa

Depth of Field

Depth of Field disingkat DOF, adalah seberapa jauh kedalaman bidang fokus dalam foto. Pada saat kita memotret sebuah subyek dan fokus pada subyek tersebut biasanya terdapat  SELISIH ketajaman antara subyek dengan benda-benda yang ada disekitar yang lebih jauh/dekat jaraknya dari kamera dibandingkan subyek yang kita foto.

DOF dipengaruhi oleh beberapa unsur pada saat pemotretan:
  • Dalam beberapa kasus bisa saja kita menginginkan seluruh benda dalam sebuah foto yang sama ketajamannya (Landscape/Hamparan pemandangan alam), disebut Large DOF. Untuk itu gunakan Aperture(f) sempit contohnya f/22.
  • Atau sebaliknya kita menginginkan sebuah benda dalam sebuah foto lebih tajam dibandingkan benda-benda sekelilingnya (Portrait/Pose seorang model dengan background blur/Macro), disebut Shallow DOF. Untuk itu gunakan Aperture(f)lebar contohnya f/2.8.
  • Focal Length dari lensa yang digunakan, umumnya lensa dengan Focal Length 15mm-40mm (Wide) akan lebih mudah mendapatlan  Large DOF.  Sebaliknya untuk 70mm-400mm (Tele) akan lebih mudah mendapatkan  Shallow DOF. 
  • Selain dipengaruhi Aperture & Focal Length, DOF juga dipengaruhi oleh jarak antara kamera dengan subyek, jarak antara subyek dengan background  

Perbandingan 4 foto dengan Aperture berbeda per 2 Stop

Untuk penjelasan Aperture(f) silahkan baca tulisan sebelumnya Exposure.
Ada satu istilah yang umum dipakai dalam fotografi terkait > Shallow DOF yaitu BOKEH, singkatan dari “Blur Okeh” yang dipopulerkan oleh orang jepang.



Metering Kamera & Exposure

Sangat penting untuk mencapai exposure konsisten dan akurat dengan mengenal bagaimana Digital Camera Meter bekerja. Metering adalah tentang bagaimana kamera menentukan Shutter Speed dan Aperture berdasarkan kondisi pencahayaan dan ISO Speed.

Tulisan ini adalah lanjutan dari pembahasan sebelumnya tentang Exposure dan sebaiknya dibaca sebelum tulisan ini.

Metering kamera bertugas mengukur pantulan cahaya (Reflected Light) dengan cara menghitung seberapa banyak cahaya yang dipantulkan sebuah subyek.

Metering Kamera

Idealnya sebuah benda/subyek akan memantulkan persentase yang sama dengan Incident Light, tetapi kenyataannya tidak semua subyek memantulkan cahaya dengan sempurna (bervariasi). Selain menggunakan Kamera, kita juga dapat mengukur Reflected Light dengan sebuah alat yg bernama Light-Meter. yang ditempatkan di area subyek.

Exposure

Exposure bisa diartikan banyaknya sinar yang diterima oleh Sensor (Digital) / Film (Analog). Tujuannya adalah untuk mendapatkan pencahayaan yang tepat dalam foto yang dihasilkan.

Apa yang terjadi jika pencahayaan tidak tepat? Hanya ada 2 kemungkinan:

  • Under Exposure (Kekurangan cahaya yang ditangkap kamera) yang menghasil sebuah foto yang cenderung lebih gelap
  • Over Exposure (Kelebihan cahaya yang ditangkap kamera) yang menghasilan sebuah foto yang cenderung lebih terang

Di era fotografi Digital yang berkembang sekarang ini sudah disediakan panel LCD Metering pada kamera itu sendiri.

METERING? Nah lho apalagi???

Dasar-Dasar Fotografi

Fotografi adalah salah satu bidang seni Visual. Mungkin tidak semua orang bisa menjadi Seniman, tetapi setiap orang bisa mempelajari teknik atau teori tentang fotografi.

Materi yang disusun merupakan rangkuman dari teori-teori dasar yang pernah saya baca dalam artikel/blog fotografi.

Fotografi adalah menangkap cahaya yang masuk melalui lensa dan ditangkap/direkam oleh sensor-digital/film-analog. Bagaimana sebuah kamera yang minimal terdiri dari lensa dan sensor-digital/film-analog bekerja terhadap cahaya? Mungkin pembahasan dibawah ini bisa membantu anda.

Dasar-dasar Fotografi:

Untuk pembahasan berikutnya kita akan mengulas Fotografi lebih tentang Flash - Fotografi.


3. USB Modem Smartfren EC176-2 - OpenWrt 14.07 di Huawei HG553

Setelah sukses Install OpenWrt Standar sebagai HotSpot, lanjut install Usb Modem Smartfren EC176-2 secara Off-Line. Berikut langkah-langkah...